Ibu Bekerja Lebih Cenderung Depresi?

KOMPAS.com - Perempuan berkarier cenderung tidak menunjukkan gejala stres dibandingkan ibu rumah tangga. Namun ketika mereka menaruh harapan yang tidak realistis untuk menyeimbangkan karier dan rumah tangga, mereka menjadi lebih mudah mengalami depresi. Karena itu, mereka disarankan untuk menerima kenyataan bahwa mereka tak mungkin akan menjalani kedua peran tersebut sama baiknya, demikian kesimpulan sebuah studi setelah mengamati perilaku 1.600 perempuan menikah di Amerika.

"Perempuan yang bekerja akan mendapati bahwa (kedua peran) itu sulit dilakukan, tapi mereka yang mampu menerima kenyataan tersebut cenderung tidak akan begitu frustrasi daripada mereka yang berharap lebih seimbang dengan pasangan mereka," kata Katrina Leupp dari University of Washington yang juga penulis studi ini.

Statistik tahun 2006 menunjukkan, ada sekitar 65 persen ibu bekerja dengan anak-anak balita, dan 80 persen ibu bekerja dengan anak-anak di bawah usia lima tahun. Meskipun para ayah era sekarang juga membantu-bantu sedikit, para ibu lah yang menanggung beban tugas-tugas di rumah.

Namun meskipun ada tekanan yang meningkat mengenai peran ganda ini, bekerja ternyata menguntungkan bagi kesehatan mental kaum perempuan. Masih menurut studi ini, ketika mencapai usia 40 tahun, ibu rumah tangga mulai menampakkan gejala-gejala depresi daripada mereka yang bekerja. Hanya saja, seperti telah disebutkan tadi, mereka yang bekerja namun mengira akan mampu menjalani dua peran tersebut dengan mudah justru akan lebih depresi lagi. Sebab mereka berharap terlalu banyak dengan diri mereka, dan cenderung merasa tidak mampu.

"Perempuan sering membual bahwa mereka mampu melakukan semuanya, tapi kebanyakan tempat kerja itu dirancang untuk mereka yang tidak mempunyai anak," tambah Leupp.

"Terimalah bahwa menyeimbangkan karier dan keluarga itu sulit, karena memang sulit, daripada merasa bersalah atau merasa tidak berhasil jika tidak mampu menyisihkan waktu untuk pekerjaan dan keluarga sebanyak yang Anda inginkan."